Jumat, 18 Oktober 2013

BISNIS EKONOMI KREATIF

PENGANTAR BISNIS

BISNIS  EKONOMI  KREATIF
PENDAHULUAN

Bisnis merupakan suatu usaha yang dijalankan oleh seorang individu atau kelompok yang didalamnya tidak terlepas dari aktivitas produksi,pembelian,dan penjualan.Aktivitas dalam bisnis pada umumnya memiliki tujuan untuk menghasilkan keuntungan/laba sebanyak-banyaknya untuk kelangsungan aktivitas bisnis dan bagi pemilik bisnis.Kemajuan teknologi yang berkembang pesat mendorong munculnya bisnis-bisnis baru yang banyak muncul sekarang-sekarang ini.Jenis-jenis dan peluang bisnis yang baru mulai bermunculan,bisnis baru yang semula tidak dikenal oleh masyarakat ini sekarang mulai menyebar di masyarakat,seperti Bisnis Ekonomi Kreatif.Dengan adanya bisnis baru tersebut dan keadaan yang ada sekarang ini memaksa pelaku bisnis maupun pihak-pihak yang baru yang ingin lebih mengenal dan menekuni bisnis tersebut untuk lebih kreatif dan proaktif dalam menyikapi persaingan bisnis yang ada di dunia bisnis sekarang ini.Untuk mendapatkan terobosan-terobosan bisnis yang baru,para pelaku bisnis mencari bidang bisnis yang baru seperti yang sedang marak sekarang ini yaitu bisnis ekonomi kreeatif.Bisnis ekonomi kreatif merupakan suatu bisnis baru yang dapat memberikan keuntungan yang lebih besar dengan cara yan lebih sederhana dan dapat dilakukan dengan mudah oleh semua kalangan masyarakat.

Latar Belakang
Bisnis-bisnis baru yang mulai muncul didunia bisnis seperti bisnis ekonomi kreatif saat ini mulai diminati oleh masyarakat luas.Bisnis baru ini merupakan suatu terobosan yang dipilih oleh masyarakat untuk memperbaiki keadaan ekonomi mereka karena bisnis ekonomi kreatif dalam pelaksanaannya lebih mudah dipahami dan dilaksanakan oleh masyarakat dan memberikan memiliki keuntungan yang lebih yang dapat untuk memperbaiki kondisi suatu ekonomi.Sehingga masyarakat lebih memilih bisnis baru ini untuk mereka berbisnis,dengan keuntungan yang besar dan cara yang mudah inilah mengapa masyarakat lebih memilih bisnis ini.Berikut akan saya ulas tentang bisnis ekonomi kreatif.



Rumusan Masalah
Dengan adanya suatu bisnis baru yaitu bisnis ekonomi kreatif yang ada didalam  masyarakat sekarang ini  menjadikan masyarakat menjadi lebih kreatif dalam mengembangkan bisnisnya.Masyarakat menjadi lebih tertarik dengan bisnis baru ini yang menawarkan keuntungan yang tidak sedikit dan cara berbisnis yang lebih mudah dibandingkan dengan bisnis-bisnis lain.Hal inilah yang menjadikan maraknya bisnis ekonomi kreatif yang terjadi sekarang-sekarang ini.

Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui perkembangan bisnis ekonomi kreatif yang ada dimasyarakat dan bagaimana kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia.

LANDASAN TEORI

1.       Menurut Visi Pemerintah
Ada pula definisi Industri Kreatif dari visi Pemerintah, sebagai berikut: Industri-industri yang mengandalkan kreatifitas individu, keterampilan serta talenta yang memiliki kemampuan meningkatkan taraf hidup dan penciptaan tenaga kerja melalui penciptaan (gagasan) dan eksploitasi HKI. (Diambil dari definisi UK Department of Culture, Media and Sport, 1999).
Teori/ramalan Alvin Toffler bahwa gelombang peradaban manusia itu dibagi tiga gelombang. Gelombang pertama adalah abad pertanian. Gelombang kedua adalah abad industri dan gelombang ketiga adalah abad informasi. Sementara ini Toffler baru berhenti disini. Namun teori-teori terus berkembang, saat ini peradaban manusia dengan kompetisi yang ganas dan globalisasi, masuklah manusia pada era peradaban baru yaitu Gelombang ke-4. Ada yang menyebutnya sebagai Knowledge-based economy ada pula yang menyebutnya sebagai ekonomi berorientasi pada Kreativitas.

2.       Menurut Alvin Toffler

PEMBAHASAN
Bisnis ekonomi kreatif merupakan suatu bisnis atau usaha yang didalamnya melibatkan pemanfaatan kreativitas,ketrampilan dan suatu bakat dari individu atau pelaku bisnis untuk dapat menciptakan pekerjaan baru dengan terobosan-terobosan yang baru guna untuk mencapai kesejahteraan hidup dan memperbaiki suatu keadaan perekonomian dengan mengeksplor semua kreatifitas dan daya cipta yang dimiliki oleh masing-masing individu untuk menciptakan bisnis-bisnis yang baru dan lebih kreatif dibandingan dengan bisnis-bisnis yang lainnya.Bisnis ekonomi kreatif memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi perekonomian Indonesia sehingga perekonomian dapat menjadi lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya.Caranya adalah dengan menciptakan kota-kota kreatif yang diikuti dan diimbangi dengan pembangunan infrastruktur informasi dan komunikasi yang mudah diakses hal ini akan memberikan dampak pada pekerja yaitu pekerja akan memiliki talenta yang tinggi yang akan menciptakan inovasi dan terobosan baru untuk mengembangkan usaha tersebut.
Dalam perkembangan tahapan  industrialisasi global, sejatinya saat ini dunia tengah memasuki era industri gelombang keempat, industri ekonomi kreatif (creative economic industry),  usaha industri ekonomi kreatif diprediksi akan menjadi industri masa depan sebagai  fourth wave industry (industri gelombang keempat).
Industri gelombang keempat sangat menekankan pada gagasan dan ide kreatif, dengan  intensifitas  informasi dan kreativitas, mengandalkan ide dan stock of knowledge dari Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai faktor produksi utama dalam kegiatan ekonominya. (The Creative Economy Howkins,  2001)
Bagi ekonomi Indonesia,  momentum perkembangan industrialisasi gelombang keempat   tersebut,  sarat dengan peluang yang dapat dimanfaatkan bagi peningkatan kejayaan ekonomi Indonesia, mengingat Indonesia dianugerahi beragam kekayaan potensi ekonomi kreatif berbasis seni/budaya  khas dan unik.
Pengembangan ekonomi kreatif bagi Indonesia, setidaknya memiliki dua manfaat sekaligus,  yakni  leverage  pertumbuhan ekonomi yang pro rakyat  dan  sekaligus penguatan identitas kultural bangsa yang dapat mempertegas dan memperkaya identitas nasional.
Pengembangan ekonomi kreatif juga sejalan dengan arah pembangunan ekonomi kerakyatan, dengan mengedepankan peran nyata koperasi dan UKM berprinsip berkeadilan dan bermartabat, sehingga  pertumbuhan dan stabilitas ekonomi dapat dinikmati secara lebih merata oleh seluruh komponen masyarakat  (inklusif  growth).
Menurut data yang dihimpun oleh Badan Pusat Statistik Indonesia tentang Ekonomi Kreatif (Ekraf) ada beberapa poin yang bisa disorot:
1.   Sektor ekonomi kreatif merupakan sector ke-7 terpenting dari 10 sektor ekonomi nasional. Di 2011, pertumbuhan Product Domestic Bruto (PDB) Ekraf mencapai 4.91%. Ekraf mengungguli Pengangkutan & Komunikasi; Keuangan, Real Estat & Jasa Perusahaan; Listrik Gas & Air Bersih.
2.   Kontribusi PDB Ekraf terbesar dihasilkan subsektor kuliner (32,2% senilai 169,62 T), fesyen (28.1% senilai 147,6 T) dan kerajinan (15,1% senilai 79,4 T)
3.   PDB nominal Ekraf selalu mengalami trend yang meningkat, di tahun 2011 mencapai 526 T, naik 0.16% dibanding 2010 yang mencapai 472.8 T
4.   Tenaga kerja sektor Ekraf juga otomatis permintaannya meningkat di 2011 hingga mencapai 11,51 juta orang, naik 4,91% dari 2010 yang hanya 11,49%
5.   Kontribusi tenaga kerja terbesar diserap subsector Fesyen (32,4% senilai 3,73 jt orang) , kuliner (32,1% senilai 3,7 jt orang), dan kerajinan (25,6% senilai 2,95 jt orang).

Kesimpulan
Bisnis ekonomi kreatif merupakan bisnis yang memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia.Dengan bisnis ekonomi kreatif keadaan ekonomi di Indonesia akan menjadi lebih baik,hal ini disebabkan karena bisnis tersebut memberikan keuntungan yang signifikan terhadap suatu perekonomian.Bisnis ekonomi kreatif juga merupakan bisnis yang saat ini menjadi pilihan bisnis bagi masyarakat luas karena bisnis tersebut mudah untuk dijalankan untuk siapa saja dan memberikan keuntungan yang tidak sedikit sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menggeluti bisnis tersebut.Bisnis ekonomi kreatif juga mudah dijalankan bagi siapa saja yang ingin berbisnis,dengan cara yang mudah dan pemahaman mengenai bisnis tersebut yang sederhana juga menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat luas.Dalam bisnis ini kretifitas dan ketrampilan sangat diperlukan guna menciptakan suatu produk yang baru yang memiliki daya saing tinggi terhadap produk lain.
Saran-saran
Untuk memperbaiki kondisi perekonomian suatu negara,bisnis ini sebaiknya mulai dikembangkan di negara-negara yang memiliki kondisi ekonomi yang saat ini masih rendah seperti Indonesia karena dengan bisnis ekonomi kreatif tersebut akan menjadikan perekonomian di Indonesia menjadi lebih baik lagi serta meningkatkan talenta/kemampuan masyarakat menjadi lebih berpotensi,kreatif dan menjadikan manusia yang terampil  guna mencapai kesejahteraan.

Daftar Pustaka
Howkins, John 2001.The Creative Economy: How People Make Money From Ideas:Penguin


Badan Pusat Statistik Indonesia. 2012 Statistik Ekonomi Kreatif. Jakarta.
GLOBALISASI dan KEMISKINAN

PENDAHULUAN

Dewasa kini kita mengalami berbagai perubahan. Bukan hanya dalam negara namun juga internasional. Perubahan- perubahan itu terjadi bukan hanya dalam satu bidang, tetapi juga mencakup seluruh bidang seperti politik, ekonomi, pendidikan, sosio-budaya, dan teknologi. Perubahan-perubahan tersebut sering kita dengar dengan istilah globalisasi. Globalisasi yang mendunia tersebut sudah banyak membawa pengaruh baik positif maupun negatif terutama di negara kita ini. Hampir semua aspek kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh kehadiran globalisasi yang beberapa menerimanya bahkan beberapa juga menolaknya. Namun masyarakat tidak dapat menolak pengaruh globalisasi itu karena globalisasi berjalan sesuai dengan pekembangan zaman.
Salah satu bidang yang sangat mempengaruhi bangsa kita tentunya di bidang ekonomi terutama berkaitan dengan kemiskinan.Era globalisasi yang penuh dengan berbagai tantangan perubahan dan berbagai hambatan tentu saja sangat mempengaruhi aspek ekonomi negara kita yang selama ini tidak jauh dari kemiskinan.

Latar Belakang
Globalisasi pada hakekatnya memberikan dampak yang baik dan buruk bagi suatu negara.Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam kehidupan sehari-hari globalisasi tidak bisa terlepas dari berbagai aspek kehidupan yang ada dalam masyarakat.
Masalah globalisasi tampaknya telah menjadi bagian dari kehidupan kita.Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi.Ibaratnya, siap atau tidak siap,kita mesti akan  berhadapan dengan globalisasi.Namun demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif.Ada pula dampak negatifnya.Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman.Justru sebaliknya, kita harus tetap menjadi manusia yang berjiwa manusiawi.Salah satu dampak dari globalisasi yaitu adanya  kemiskinan dan  ketimpangan .Dimana kedua hal tersebut salingberkaitan.di bawah ini akan saya bahas  tentang Globalisasi dan Kemiskinan.

Rumusan Masalah

Bagaimana keterkaitan globalisasi dan  kemiskinan ?


Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana keterkaitan antara globalisasi dan kemiskinan yang terjadi.Globalisasi juga memiliki pengaruh dengan bidang ekonomi untuk lebih jelasnya berikut akan saya ulas tentang globalisasi dan kemiskinan.

Landasan Teori
Landasan ekonomi 
Globalisasi memiliki keterkaitan dengan kemiskinan.Salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah adanya globalisasi yaitu di bidang ekonomi. Kemiskinan ini ditandai oleh sikap dan tingkah laku yang menerima keadaan yang seakan-akan tidak dapat diubah yang tercermin
di dalam lemahnya kemauan untuk maju, rendahnya kualitas sumber daya manusia, lemahnya nilai tukar hasil produksi, rendahnya produktivitas, terbatasnya modal yang dimiliki berpartisipasi dalam pembangunan.
Kemiskinan merupakan masalah kemanusiaan yang telah lama diperbincangkan karena berkaitan dengan tingkat kesejahteraan masyarakat dan upaya penanganannya. Dalam Panduan Keluarga Sejahtera (1996: 10) kemiskinan adalah suatu keadaan dimana seorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri dengan taraf kehidupan yang dimiliki dan juga tidak mampu memanfaatkan tenaga, mental maupun fisiknya dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam Panduan IDT (1993: 26) bahwa kemiskinan adalah situasi serba kekurangan yang terjadi bukan karena dikehendaki oleh si miskin, melainkan karena tidak dapat dihindari dengan kekuatan yang ada padanya.






PEMBAHASAN

Globalisasi dan Kemiskinan
Di zaman sekarang ini globalisasi sudah tidak asing lagi dalam kehidupan masyarakat.Dengan adanya globalisasi semua unsur yang ada dalam masyarakat menjadi berubah baik dari tatanan,sikap, hingga budaya yang ada di lingkungan masyarakat juga ikut berubah seiring dengan perkembangan zaman.Segala aspek kehidupan sekarang tidak lepas dari pengaruh globalisasi yang dapat menimbulkan suatu masalah ekonomi yaitu kemiskinan.Kemiskinan di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor mulai dari angka pengangguran yang tinggi,rendahnya tingkat pendidikan,jumlah penduduk yang semakin banyak,keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan lapangan pekerjaan,serta faktor-faktor lain yang ada di lingkungan yang menyebabkan angka kemiskinan di Indonesia menjadi meningkat.
Memang tidak dapat dipungkiri bahwa kemiskinan yang ada di Indonesia juga merupakan salah satu dampak dari globalisasi diberbagai bidang kehidupan terutamanya di bidang ekonomi.Globalisasi adalah penghasil kemiskinan, karena globalisasi adalah neo imperialisme yang dilaksanakan negara-negara kapitalis untuk menghisap dan mengeksploitasi dunia. Untuk itu, akan dijelaskan secara ringkas definisi globalisasi dan bukti globalisasi menjadi penghasil kemiskinan.
Globalisasi memang suatu realitas global yang yang rumit, kompleks, dan multi-dimensional. Karena itu, tidak mudah menemukan satu definisi tunggal yang dapat mencakup semua gejala dan fenomena globalisasi
 globalisasi tiada lain adalah neo imperialisme. Inilah definisi yang paling tepat dan pantas untuk globalisasi, tak lebih dan tak kurang. Dengan demikian, akan mudah dipahami bagaimana hubungan globalisasi dengan kemiskinan. Globalisasi sungguh adalah penghasil kemiskinan dunia.Memang globalisasi selalu digembar gemborkan oleh para aktornya sebagai sesuatu yang menguntungkan karena menghasilkan kemakmuran dunia. Kapitalisme sebagai ideologi dasar globalisasi diklaim oleh Robert Gilpin dan Jean Millis Gilpin sebagai,”pencipta kesejahteraan paling berhasil yang pernah dikenal dunia.” (Gilpin & Gilpn, 2002:xv). Namun persoalan sesungguhnya adalah distribusi dari kesejahteraan itu. Jadi yang harus dipersoalkan bukanlah apakah globalisasi menghasilkan kemakmuran atau tidak, melainkan apakah kemakmuran itu didistribusikan secara adil atau tidak.
Faktanya, globalisasi hanya menguntungkan negara-negara industri kaya. Sementara hanya sedikit negara berkembang (itu pun hanya segelintir penduduknya) yang mendapatkan manfaat globalisasi. Joseph Stiglitz, pemenang Nobel bidang ekonomi tahun 2001, dalam bukunya In the Shadow of Globalization dengan terus terang mengatakan pemenang globalisasi adalah negara-negara industri (lama dan baru), sementara sebagian besar negara berkembang menjadi pecundang. (Hadar, 2004:42). Banyak data menunjukkan fakta keras ini.
Laporan United Nations Human Development tahun 1999 menyebutkan, seperlima orang terkaya dari penduduk dunia mengkonsumsi 86 % semua barang dan jasa. Sedangkan seperlima yang termiskin hanya mendapatkan 1 % lebih sedikit. Seperlima yang terkaya juga menikmati 82 % perdagangan dan 68 % Investasi Asing Langsung (FDI=Foreign Direct Investment), sedang seperlima yang termiskin hanya mendapatkan 1 % lebih sedikit. (The International Forum on Globalization, 2004:31).
Data kesenjangan tahun 1999 ini tidak banyak berubah jika dibanding data tahun 1980 ketika globalisasi mulai beroperasi dengan neoliberalismenya, saat Margaret Thatcher dan kemudian Ronald Reagan menduduki kursi kekuasaan. (Wibowo & Wahono, 2003:20). Robert H. Strahm menggambarkan data tahun 1980 dengan berkata,”Kita hidup dalam sebuah dunia, di mana 26 % penduduknya (di negara-negara industri Blok Barat dan Blok Timur) menguasai lebih dari 78 % produksi, 81 % penggunaan energi, 70 % pupuk, dan 87 % persenjataan dunia. Sementara 74 % penduduk dunia di negara-negara berkembang (Afrika, Asia, dan Amerika Latin) hanya mendapat seperlima produksi dan kekayaan dunia.” (Strahm, 1999:3).
Walhasil, di satu sisi, globalisasi memang sangat menguntungkan negara-negara kapitalis, khususnya perusahaan-perusahaan multinasional (MNCs=multi national corporations). Menurut catatan Duncan McLaren dan Willmore (2003:3), pada tahun 2003 lima ratus perusahaan multinasional mengontrol hampir dua pertiga perdagangan dunia. Bahkan lima perusahaan multinasional terbesar dunia secara bersama-sama menghasilkan angka penjualan tahunan yang lebih besar dibanding pendapatan 46 negara termiskin di dunia. (Sejati & Martanto, 2006:72). Pada tahun 1999, hasil penjualan dari lima korporasi papan atas (General Motors, Wal-Mart, Exxon-Mobil, Ford Motor, dan Daimler-Chrysler) lebih besar dibanding GDP 182 negara. (The International Forum on Globalization, 2004:41).
Namun di sisi lain, globalisasi hanya menghasilkan kemiskinan untuk negara-negara berkembang. Pada pertengahan 1990-an, dengan standar kemiskinan ekstrim yakni konsumsi sebesar satu dolar AS per hari, kurang lebih 33 % penduduk negara-negara berkembang hidup dalam kemiskinan. Dari jumlah itu, 550 juta jiwa ada di Asia Selatan, 215 juta jiwa ada di Sub-Sahara Afrika, dan 150 juta jiwa di Amerika Latin. (Castel, 2000:243, dikutip oleh Sejati & Martanto, 2006:75).
Kesenjangan kaya miskin sebagai akibat globalisasi juga dapat dilihat dari data yang mengiris hati berikut. Untuk perbaikan pendidikan dasar di seluruh negara berkembang, dibutuhkan dana 6 miliar USD setahun. Jumlah ini lebih sedikit dibanding dana 8 miliar USD setahun untuk belanja komestik di AS saja. Untuk instalasi air dan sanitasi seluruh negara berkembang, diperlukan 9 miliar USD setahun, lebih kecil dari dana konsumsi es krim di Eropa yang besarnya 11 miliar USD setahun. Untuk pemeliharaan kesehatan dan nutrisi, seluruh negara berkembang perlu 13 miliar USD setahun, lebih kecil dibanding dana untuk pakan hewan piaraan (anjing dan kucing) di Eropa dan AS yang besarnya 17 miliar USD setahun. (Rais, 2008:22).
Itulah hakikat globalisasi yang jahat, yaitu neo imperialisme negara-negara kapitalis untuk menghisap dan mengeksploitasi negara-negara berkembang. Globalisasi adalah penghasil kemiskinan.

Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu perubahan yang terjadi dalam segala aspek yang bersifat mendunia. Baik bagi bidang ekonomi, politik, dan sosio-budaya. Globalisasi ekonomi yang terjadi di dunia merupakan salah satu bentuk dari globalisasi yang membuka batas-batas terirorial suatu negara dengan negara lain di bidang ekonomi. Perubahan-perubahan yang terjadi di bidang perekonomian terjadi dalam segala aspek baik modal, barang dan jasa. Globalisasi ekonomi yang mendunia tersebut tentunya terjadi di seluruh negara salah satunya yaitu Indonesia.Globalisasi juga dapat memberikan dampak negatifnya yaitu diantaranya banyaknya perusahaan-perusahaan dalam negeri yang gulung tikar dan menurunnya konsumsi produk-produk dalam negeri.Hal inilah yang menjadikan globalisasi sebagai pembawa kemiskinan suatu bangsa.Kemiskinan yang saat ini melanda negara Indonesia adalah sebagai akibat dari dampak negatif yang ditimbulkan dari globalisasi selain dari beberapa faktor penyebab kemiskinan yang lain.
Saran
Globalisasi dan dampak-dampaknya tentu akan selalu hadir dalam era globalisasi bagi negara kita. Semua itu dapat kita cegah dan tanggulangi dengan baik secara bersama. Kita harus bersikap kritis dalam menerima berbagai pengaruh dari luar negeri di era globalisasi ini, dengan menyaring segala yang negatif dan menerima segala yang positif bagi perkembangan dan pembangunan negara Indonesia agar negara Indonesia tetap berkembang sesuai dengan perkembangan zaman namun tidak mengurangi nilai-nilai, karakter dan jati diri bangsa kita sendiri.Untuk dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia kita harus bisa mengembangkan segala sesuatu yang berasal dari bangsa kita sendiri terutama di sektor industri.Kita harus bangga memakai produk dalam negeri agar produk-produk kita dapat memberikan hasil yang maksimal sehingga dapat memperbaiki keadaan ekonomi di Indonesia.



Daftar Pustaka
Sejati, Nanang Pamuji & Martanto, Ucu (Ed.), Kritik Globalisasi dan Neoliberalisme, Cetakan I, (Yogyakarta : Fisipol UGM), 2006
Strahm, Rudolf H., Kemiskinan Dunia Ketiga : Menelaah Kegagalan Pembangunan di Negeri Berkembang (Warum Sie So Arm Sind), Penerjemah Rudy Bagindo dkk, (Jakarta : PT Pustaka CIDESINDO), 1999
The International Forum on Globalization, Globalisasi Kemiskinan dan Ketimpangan (Does Globalization Help the Poor?), Penerjemah A. Widyamartaya & AB Widyanta, (Yogyakarta : Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas), 2004
Toha, Anis Malik, “Konsep World Theology dan Global Theology Eksposisi Doktrin Pluralisme Agama, Smith dan Hizk”, Jurnal Islamia, Tahun I No 4, Januari – Maret 2005, (Jakarta : Institute for the Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) dan Khairul Bayan), 2005, hal. 48-60.
Wibowo, I. & Wahono, Francis (Ed.), Neoliberalisme, (Yogyakarta : Cindelaras Pustaka Rakyat Cerdas), 2003
Winarno, Budi, Globalisasi Wujud Imperialisme Baru : Peran Negara dalam Pembangunan, Cetakan I, (Yogyakarta : Tajidu Press), 2004


Kamis, 17 Oktober 2013

Pengantar Bisnis

PENGANTAR BISNIS

Seberapa penting Kurikulum dalam Membangun Pendidikan ?

PENDAHULUAN

Di zaman sekarang ini pendidikan memiliki nilai yang sangat penting.Pengaruh globalisasi yang sangat memiliki dampak dalam dunia pendidikan terutamanya dibidang Teknologi Informasi dan Komunikasi memberikan banyak pengaruhnya didalam masyarakat.Kurikulum merupakan ruh yang memberikan kehidupan didalam dunia pendidikan.Kurikulum di Indonesia diadakan sejak tahun 1968 kemudian berlanjut ke tahun 1975,1984,1994,hingga sampai sekarang kurikulum 2013.Pembuatan kurikulum selama ini hanya menjadi kepentingan suatu golongan tertentu.Kurikulum yang ada sekarang belum bisa memberikan kualitas pendidikan yang barmutu .Nasib anak-anak bangsa dan masa depan mereka belum terjamin sepenuhnya.

Latar Belakang Masalah

Kurikulum merupakan suatu hal yang terpenting dalam sebuah pendidikan. Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

Rumusan Masalah

Bagaimanakah peran kurikulum dalam membangun pendidikan di Indonesia ?

Tujuan Penulisan

Tujuan daripada penulisan ini adalah untuk mengidentifikasi beberapa landasan kurikulum yang harus dijadikan dasar pijakan dalam mengembangkan kurikulum oleh berbagai pihak terkait, seperti para pembuat kebijakan pendidikan, baik di tingkat pusat maupun daerah dalam melakukan program perencanaan pendidikan maupun dalam melakukan pembinaan.Selanjutnya diharapkan dapat mengetahui bahwa setiap landasan pengembangan kurikulum harus dijadikan dasar pertimbangan oleh para guru, kepala sekolah terutama dalam mengembangkan isi maupun dalam melaksanakan proses pembelajaran, sehingga program pendidikan/kurikulum yang diterapkan memiliki nilai manfaat yang optimal bagi siswa, masyarakat, bangsa, dan negara.

Landasan Teori

Landasan psikologis
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya. Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu, serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar, yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari pengembangan kurikulum.

Landasan Sosial Budaya
Israel Scheffer (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang. Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial-budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.

Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.

PEMBAHASAN

Pendidikan bisa dijalankan dengan baik ketika kurikulum menjadi penyangga utama dalam proses belajar mengajar.Kurikulum mengandung banyak unsur konstruktif supaya pembelajaran berjalan optimal.Sejumlah pakar kurikulum berpendaat bahwa jantung pendidikan berada pada kurikulum.Baik dan buruknya pendidikan ditentukan oleh kurikulum,apakah mampu membangun kesadaran kritis terhadap peserta didik ataukah tidak.
            Adanya peserta didik yang memiliki pandangan luar biasa dan berpikir ke depan disebabkan oleh kurikulum yang bisa membuka mindset peserta didik yang progesif.Banyaknya peserta didik yang tidak memahami realitas sosial disebabkan oleh kurikulum yang menggiring peserta didik kepada pembelajaran tekstual,bukan pada pendidikan kontekstual.Dengan demikian, kurikulum memegang  peran penting bagi keberhasilan sebuah pendidikan bagi peseta didik.Ia adalah ruh yang memberikan kehidupan bagi dunia pendidikan.Ibaratnya,ia adalah konstruksi bangunanyang berpengaruh bagi estetika bangunan,sebut saja gedung,rumah,dan lain sebagainya.
            Prof.Dr.S. Nasution.M.A mengatakan bahwa masa depan bangsa terlatak pada tangan kreatif generasi muda.Mutu bangsa ini di kemudian hari bergantung pada pendidikan yang dinikmati anak-anak saat ini,terutama dalam pendidikan formal yang di terima di bangku sekolah.Apa pun yang akan dicapai di sekolah harus ditentukan oleh kurikulum sekolah.Jadi,barang siapa yang menguasai kurikulum maka ia memegang peran penting dalam mengatur nasib bangsa dan negara ke depannya.
            Kurikulum menjadi vital bagi perkembangan bangsa.Para guru atau pengajar harus pula memahami seluk beluk kurikulum hingga batas-batas tertentu dalam skala mikro.Selain itu guru diharapkan mampu mengembangkan kurikulum bagi kelas.S. Belen berpendapat bahwa kurikulum memang bukan satu-satunya penentu mutu pendidikan.Ia juga bukan perangkat tunggal penjabaran visi pendidikan.Fungsi kurikulum dalam peningkatan mutu pendidikan dan penjabaran visi juga tergantung kecakapan guru,mencakup substansi kurikulum dalam buku pelajaran,dan proses evaluasi belajar.Kendatipun demikian,Agus Suwignyo menambahkan bahwa kurikulum tetap menjadi perangkat yang umum diketahui strategis untuk menyamai kepentingan dan membentuk konsepsi dan perilaku individu.
            A.Ferry T.Indratno mengatakan bahwa kurikulum adalah program dan isi dari suatu sistem pendidikan yang berupaya melaksanakan proses akumulasi pengetahuan antar generasi dalam masyarakat.Bila ditarik benang merah maka kurikulum dapat dipahami sebagai alat sentral bagi keberhasilan pendidikan.Peran ini menjadi kunci bagaimana pendidikan akan diarahkan.Ini berkaitan erat dengan proses pembelajaran sebagai ruang beraktivitas belajar anak didik supaya mereka mendapat bekal pengetahuan yang baik dan mampu membangun kekuatan kecerdasan baik kognitif,afektif,dan psikomotorik.Diakui maupun tidak pula,kurikulum harus dibangun dengan sedemikian cerdas,mencakup segala kebutuhan anak didik ,dan meliputi segenap alat penggali dan pengembang potensi sekaligus bakat anak didik sehingga mampu melakukan pertunjukkan diri terhadap bakat dan potensi yang dimiliki.Pendidikan akan melahirkan generasi mud yang berkualitas,berdaya saing tinggi,dan bisa kompetisi secara elegan.
            Kurikulum yang hebat akan berhasil dibentuk sedemikian rupa ketika proses pembahasan dan rancangan kurikulum tersebut betul-betul sesuai dengan kebutuhan di lapangan.Unsur-unsur yang ada di daerah akan diakomodasi sedemikian rupa dan tidak berlaku diskriminatif antara satu daerah dengan daerah lainnya.bahkan rancangan tersebut harus betul-betul dilakukan secara serius dan dilengkapi dengan komitmen serta kehendak politik yang konstruktif guna membangun pendidikan bangsa yang berhasil.Ini akan memunculkan proses pendidikan yang interaktif,membuka wawasan anak-anak didik,dan tidak menyesatkan pikiran-pikiran anak-anak didik yang berorientasi pada kepentingan sektoral tertentu.Karena kondisi demikian merugikan kepentingan bangsa yang majemuk.Lebih tepatnya,kurikulum yang dirancang sepatutnya berdasar atas dasar kepentingan bersama.Kurikulum dibuat bukan untuk meletimasi kepentingan kekuasaan tertentu.Kurikulum bukan pula ditujukan untuk merusak karakter bangsa dan lain seterusnya.
Peran Penting Kurikulum
Prof.Dr.Soedijarto, M.A. mengatakan bahwa sekolah merupakan lembaga sosial yang keberadaannya meruakan bagian dari sistem sosial negara bangsa.Ia bertujuan untuk mencetak manusia susila yang cakap,demokratis,bertanggung jawab,beriman,bertakwa,sehat jasmani dan rohani,memiliki pengetahuan,dan lain sebagainya.Soedijarto lebih jauh mengatakan bahwa pencapaian itu akan bisa diraih ketika ada suatu proses yang terencana dengan efisien,efektif,dan relevan.Agar tujuan tersebut tercapai maka dibutuhkan kurikulum yang kuat,baik secara infrastruktur maupun superstruktur.
Tanpa adanya kurikulum yang jelas maka tujuan pendidikan yang akan dicapai akan menjadi buyar,sehingga apa yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan target yang ingin diraih.Oleh sebab itu, kurikulum merupakan penunjuk arah kemana pendidikan akan dituntun dan diarahkan atau akan menghasilkan output pendidikan seperti apa.Oleh karenanya,hal mendasar yang kemudian harus menjadi perhatian da pertimbangan penting dalam kurikulum adalah identifikasi tujuan pendidikan yang harus dicapai peserta didik.
            Ini penting untuk membuat gambaran umum dan khusus kemana materi pendidikan akan diajarkan kepada peserta didik,termasuk metode mengajar,pengawasan,serta evaluasi akhir.Dalam proses identifikasi,secara umum akan menggambarkan kompetensi,pengetahuan,dan sikap yang dikuasai oleh lulusan pendidikan dalam wilayah studi kurikulum yang kemudian disebut tahap pertama perencanaan kurikulum.Setelah disebutkan dan diuraikan sejumlah tujuan pendidikan yang harus dicapai oleh peserta didik,selanjutnya dirancang struktur progampendidikan yang memuat jenis-jenis mata pelajaran,latihan,dan bobot mata pelajaran dalam alokasi jam pelajaran.Setelah kurikulum satuan pendidikan tuntas dirancang dan diselesaikan maka akan memasuki tahap mengembangkan kurikulum yang mencakup penyusunan garis besar program belajar mengajar (pengembangan kurikulum suatu materi pelajaran) dan pengembangan program pembelajaran.
Beberapa hal yang penting dijalankan untuk melahirkan kurikulum yang bermutu adalah :
1.      Menyusun pokok-pokok bahasan bidang studi yang secara potensial dapat dijadikan objek belajar yang relevan untuk mencapai tujuan.
2.      Memilih pokok bahasan bidang studi yang paling relevan sebagai objek belajar guna mencapai tujuan kurikulum yang telah ditetapkan.
3.      Menyusun deskripsi setiap pokok bahasan yang telah dipilih sehingga menjadi jelas.
4.      Mengurutkan pokok-pokok bahasan secara logis dan psikologis agar dapat di pertanggung jawabkan.
Supaya kurikulum yang dibangun tersebut kemudian bisa menjadi serangkaian pengalaman pembelajaran yang relevan dengan kehidupan peserta didik,masih perlu dikembangkan lebih lanjut mengenai program pembelajaran ini.Aktivitas ini kemudian di serahkan kepada penanggung jawab studi atau pengampu mata pelajaran supaya dilakukan penyesuaianbahan ajar yang dibutuhkan oleh peserta didik.Pengampu mata pelajaran yang terkait harus menguasai bidang studi yang dibebankan padanya,memahami karakteristik peserta didik yang akan dihadapinya,memiliki berbagai model pembelajaran sehingga bisa mendialogkan mata pelajaran tersebut secara lebih lentur,menguasai teknologi pendidikan sebagai pelengkap proses pembelajaran supaya lebih efektif bagai penunjang proses belajar mengajar dan mampu melakukan evaluasi dengan objektif.Secara tegas,kurikulum dalam kondisi apapun,baik di dalam sekolah kota maupun desa,mendukung keberhasilan proses pendidikan.Kurikulum menentukan arah dan kemajuan output pendidikan dan memberikan kualitas pendidikan yang diinginkan.Tanpa kurikulum atau perencanaan pembelajaran yang dilakukan secara sistematis,mustahil pendidikan melahirkan hasil luar biasa.
Kurikulum Ibarat Pondasi Rumah
Dalam konteks ini kurikullum diibaratkan sebagai pondasi rumah yang terdiri dari atap,kayu,dan segala isinya.Rumah tidak bisa berdiri kokoh tanpa diperkuat oleh pondasi.Rumah dengan pondasi yang rapuhakan membuat rumah terancam roboh ketika terkena angin puyuh.Hal ini akan mengakibatkan rumah tidak akan bertahan lama.Apakah kurikulum  negeri ini menganut konsep sedemikian ?Apakah kurikulum yang selama ini dijalankan dengan segala bentuk UU memberikan pondasi yang kuat demi menjalankan pendidikan yang berkualitas dan baik?Apakah pondasi dalam kurikulum negeri ini memang dipola dengan sedemikian amburadul sehingga melahirkan output pendidikan yang sangat buruk?Aakah kurikulum sebelum dilaksanakan secara praktik telah diperkuat dengan perangkat luar biasa supaya proses pendidikan yang dijalankan nantinya bisa optimal?
      Yang jelas kurikulum akan menjadi  mumpuni dan kokoh apabila menyerupai pondasi rumah.Mengandung nilai-nilai sangan mendasar dan potensial bagi keberhasilan pendidikan yang diharapkan bersama.Menurut Oemar Hamalik,ada enam faktor yang harus dijadikan landasan utama.Pertama,tujuan filosofis dan pendidikan nasional merupakan piranti utama yang harus dipertegas penjabarannya.Kedua,sosial budaya dan agama yang hidup ditengah masyarakat harus dimasukkan dalam nilai kurikulum sebagai bagian dari penanaman nilai-nilai kepribadian diri.Ketiga,perkembangan peserta didik harus dipertimbangkan.Keempat,keadaan lingkungan baik interpersonal,kultural,bieokologi,dan geoeklogis jangan sampai ditinggalkan,sebab mempengaruhi pembentukan pendidikan terhadap peserta didik.Kelima,kebutuhan pembangunan dalam daerah tertentu harus diperhatikan,sebab pendidikan bersinergi dengan realitas potensial yang sedang dikembangkan dan dibutuhkan demi kemajuan sebuah daerah tertentu.Keenam,perkembangan global mengenai ilmu pengetahua dan teknologi harus bisa diserap dan dimasukkan dalam kurikulum supaya pendidikan yang ditanamkan terhadap peserta didik selalu berwawasan global.Ibaratnya,mereka kemudian tidak seperti katak dalam tempurung.Mereka mampu melihat ke depan bagaimana pendidikan di lintas bangsa selalu mengalami perkembangan dan kemajuan  pesat.Selalu muncul dinamika yang luar biasa yang kemudian menimbulkan proses perubahan secara terus-menerus.
      Evaluasi merupakan komponen yang cukup menjadi harapan terakhir mengenai seberapa besar hasil pendidikan atau prestasi yang dicapai oleh peserta didik.Dalam konteks ini,evaluasi sangat dominan untuk mengukur sebuah keberhasilan pendidikan atau prestasi pendidikan sehingga bisa ditemukan titik kesulitan,kemudahan,dan hambatan yang dialami peserta didik.Mencermati paparan tersebut maka menjadi sangat jelas bahwa kurikulum merupakan bahan utama dalam melahirkan kualitas pendidikan yang baik.Kurikulum mendapatkan posisi guna membawa proses pendidikan yang mampu memberikan arah jelas dan baku kedepannya.Bila pendidikan Indonesia harus diselaraskan dengan tujuan pendidikan nasional,kurikulum sedemikian cukup cerdas memberikan titik berangkat yang sangat kuat dan kokoh.

PENUTUP

Kesimpulan

Kurikulum merupakan ruh dari pendidikan.Kurikulum yang  baik merupakan kurikulum yang memperhatikan setiap elemen dari pendidikan,pengalaman maupun kurikulum sebagai hasil dalam pengembangannya harus mengacu atau menggunakan landasan yang kuat dan kokoh, agar kurikulum tersebut dapat berfungsi serta berperan sesuai dengan tuntutan pendidikan yang ingin dihasilkan seperti tercantum dalam rumusan tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan dalam UU No.20 Tahun 2003.


Saran – saran
Sebaiknya dalam membuat dan menetapkan kurikulum pendidikan  harus lebih dipetimbangkan lagi dari berbagai macam aspek yang ada.Kurikulum bukan hanya sekedar kurikulum yang dapat diganti dengan mudah.Jika akan mengganti sebuah kurikulum hendaknya melakukan evaluasi secara keseluruhan dari berbagai elemen yang bersangkutan mulai dari sekolah di daerah yang tertinggal hingga sampai ke kota guna untuk mengetahui berhasil atau tidaknya dari sebuah kurikulum agar kurikulum tersebut dapat lebih efisien. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan tulisan  yang akan datang

Daftar Pustaka

Yamin,Moh.2012.Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan.Yogyakarta:DIVA Press.