TUGAS
KELOMPOK BAHASA INDONESIA 2
“PENALARAN.
BERPIKIR DEDUKTIF DAN BERPIKIR INDUKTIF”
NAMA ANGGOTA :
1. Dian Harristianingsih/22213366
2. Nisa Amelia/26213464
3. Ratu Sangga Aqhsoya/27213327
4. Roro Washil Nabila Robby/28213087
5.Windi Shintia Dewi/2A213519
3EB16
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DAFTAR ISI
i.
Cover ………………………………………………………………. 01
ii.
Daftar Isi ………………………………………………………………. 02
iii.
Kata Pengantar ………………………………………………………. 03
iv.
Pendahuluan ………………………………………………………. 04
v.
Isi ……………………………………………………………………….
05
1.
Penalaran ………………………………………………………. 05-07
2.
Berpikir Deduktif ………………………………………………. 07-08
3.
Berpikir induktif ………………………………………………. 09-11
vi.
Penutup ………………………………………………………………. 12
vii.
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 13
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Penalaran, Berfikir Deduktif, dan Berfikir
Induktif ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami
berterima kasih pada Ibu Rini Sawitri selaku
Dosen mata kuliah Bahasa Indnesia 2
yang telah memberikan tugas ini kepada kami. Kami sangat berharap makalah ini
dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai
dampak yang ditimbulkan dari sampah, dan juga bagaimana membuat sampah menjadi
barang yang berguna. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di
masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenandan kami memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Jakarta, Oktober 2015
Penyusun
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Pentingnya mengetahui pengertian
dari penalaran, penalaran deduktif dan penalaran induktif dapat membedakan antara penalaran deduktif dan
penalaran induktif di zaman sekarang dimana kaimat kaimat di Indonesia yang
semakin berkembang .Serta keharusan untuk mampu mengapikasikan bahasa Indonesia
yang baik dan benar di dalam sebuah kalimat.
Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Selain penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif akan kita ketahui pada makalah ini serta sub sub dalam penalaran/berfikir deduktif maupun induktif.
Penalaran merupakan proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akat terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Selain penalaran bagian dari penalaran yaitu penalaran deduktif dan induktif akan kita ketahui pada makalah ini serta sub sub dalam penalaran/berfikir deduktif maupun induktif.
Rumusan
Masalah
·
Apa pengertian penalaran itu, proposisi ,dan
jenis jenis proposisi dan bentuk-bentuk proposisi ?
·
Apa itu penalaran deduktif ?
·
Apa itu penalaran induktif ?
Tujuan
Pembahasan
Diharapkan pembaca mengetahui
pengertian dari penalaran, penalaran deduktif dan penalaran induktif.
Diharapkan juga agar pembaca dapat membedakan antara penalaran deduktif dan
penalaran induktif serta mampu mengapikasikannya dalam kalimat.
ISI
I.
Penalaran Ilmiah
·
Pendahuluan
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang
berusaha untuk mempengaruh isi kap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya
dan akhirnya betindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara.
·
Pengertian Penalaran
Penalaran (reasoning, jalan pikiran) adalah suatu
proses berpikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta atau evidensi-evidensi
yang diketahui menuju kepada suatu kesimpulan.
·
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya
atau dapat ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
·
Inferensi dan Implikasi
Ø Inferensi
Kata inferensi berasal dari bahasa latin inferre
yang berarti menarik kesimpulan.
Inferensi adalah kesimpulan yang diturunkan dari apa
yang ada atau dari fakta-fakta yang ada.
Ø Implikasi
Kata implikasi berasal dari bahasa latin implicare
yang berarti melibat atau merangkum.
Implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu dianggap ada
karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
·
Wujud Evidensi
Evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian,
semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan
suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh dicampur-campurkan
dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan.
·
Cara Menguji Data
Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran
data dan informasi itu harus merupakan fakta. Di bawah ini akan dikemukan beberapa
cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengujian tersebut.
a. Observasi
Observasi adalah fakta-fakta yang diajukan sebagai
evidensi mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis.
Contoh : Nina mengabarkan bahwa di Kebun Raya Bogor
terdapat sebuah kolam,karena ia pernah berkunjung kesana.
b. Kesaksian
Yang dimaksud kesaksian disini adalah tidak hanya
mencakup apa yang didengar langsung dari seseorang yang mengalami suatu
perristiwa,tetapi
juga diketahui melalui buku-buku,dokumen-dokumen dan
sebagainya.
Contoh : Seorang pengajar arkeologi tidak perlu
menyelidiki sendiri reruntuhan atau peninggalan-peninggalan di Lembah Sungai
Indus untuk menguraikan peersoalan Ilmu Purbakala India kepada mahasiswanya.
c. Autoritas
Autoritas adalah kesaksian ahli yang diberikan oleh
seseorang,sebuah komisi,atau suatu badan atau kelompok yang dianggap berwenang
untuk itu.
·
Cara Menilai Autoritas
a. Tidak
mengandung prasangka
Artinya pendapat itu disusun berdasarkan hasil penelitian
yang dilakukan oleh ahli itu sendiri,atau didasarkan pada hasil-hasil
eksperimental yang dilakukannya.
b. Pengalaman
dan pendidikan autoritas
Pendidikan serta pengalaman-pengalaman sebagai tampak
dari tulisan-tulisan hasil penelitiannya akan memberi keyakinan pada penulis
tentang autoritasnya.
c. Kemashuran
dan pretise
Sering terjadi bahwa seseorang yang menjsi terkenal
prestise tertentu dianggap berwenag pula dalam segala bidang.Selama yang
dikatakan hanya merupakan pendapat,maka tidak menjadi masalah.Tetapi sangat
menyedihkan bila pendapatnya itu dikutip dan diperlalkukan sbagai suatu
autoritas tanpa mengadakan penelitian sampai dimana kebenaran pendapat itu dan
dasar dasar mana yang dipakai untuk menyusun pendapat pendapat itu.
d. Koherensi
dengan kemajuan
Pengetahuan dan pendapat terakhir tidak selalu berarti
bahwa pendapat itu terbaik tetapi harus diakui bahwa pendapat-pendapat terakhir
dari ahli ahli dalam bidang yang sama lebih dapat diandalkankarena autoritas
autoritas semacam itu memperoleh kesempatan yang paling baik untuk
membandingkan semua pendapat sebelumnya.
II.
Berpikir Deduktif
·
Konsep berpikir deduktif
Dalam induksi,untuk menurunkan suatu kesimpulan,penulis
harus mengumpulkan bahan bahan atau fakta fakta terlebih dahulu.Akan tetapi
dalam penalaran yang bersifat deduktif penulis tidak perlu mengumpulkan fakta
fakta.yang perlu baginya adalh proporsi umum dan suatu proporsi yang bersifat
mengidentifiksi suatu peristiwa khusus yang bertalian dengan proporsi umum
sebelumnya.
·
Konsep bernalar dalam karangan
Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang mengunakan
nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan
dikemukakannya kepada orang lain.
Pola penalaran secara sederhana dibedakan menjadi dua:
1) deduktif; dan 2) induktif. Pola penalaran deduktif menggunakan bentuk bernalar
deduksi. Deduksi secara etimologis berasal dari kata de danducere, yang berarti
proses penyimpulan pengetahuan khusus dari pengetahuan yang lebih umum/universal.
Perihal khusus tertsebut secara implisitter kadung dalam yang lebih umum. Maka,
deduksi merupakan proses berpikir dari pengetahuan universal ke singular atau
individual.
·
Silogisme kategorial
Silogisme adalah suatu bentuk proses penalaran yang
berusaha menghubungkan dua proposisi (pernyataan yang berlainan untuk
menurunkan suatu kesimpulan atau inferensi yang merupakan proposisi yang
ketiga.
Secara khusus silogisme kategorial dapat dibatasi sebagai
suatu argumen deduktif yang mengandung suatu rangkaian yang terdiri dari tiga
proporsi kategorial yang disusun sedemikian rupa sehingga ada tiga term yang
muncul dalam rangkaian pernyataan itu.
Contoh :
Semua buruh adalah manusia pekerja
Semua tukang batu adalah buruh
Jadi,semua tukang batu adalah manusia pekerja
·
Silogisme hipotesis
Silogisme hipotesis atau silogisme pengandaian adalah semacam
pola penalaran deduktif yang mengandung hipotese.silogisme hipotesis bertolak
dari suatu pendirian bahwa ada kemungkinan apa yang disebut dalam proposisi itu
tidak ada atau tidak terjadi.
Contoh :
Jika tidak turun hujan,maka panen akan gagal
Hujan tidak turun
Sebab itu panen gagal
Atau
Jika tidak turun hujan,panen akan gagal
Hujan turun
Sebab itu panen tidak gagal
·
Silogisme alternatif
Silogisme alternatif atau silogisme disjungtif disebut
demikian karena proposisi mayornya merupakan sebuah proposisi alternatif,yaitu
proposisi yang mengandung kemungkinan kemungkinan atau pilihan
pilihan.Sebaliknya proposisi minornya adalah proposisi kategorial yang menerima
atau menolak salah satu alternatifnya.
Contoh :
Ayah ada di kantor atau di rumah
Ayah ada di kantor
Sebab itu,ayah tidak ada di rumah
III.
Berpikir Induktif
·
Konsep berpikir induktif
·
Konsep bernalar dalam karangan
·
Konsep generalisasi
Generalsasi adalah suatu proses penalaran yang bertolak
dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu inferensi yang
bersifat umum yang mencakup semua fenomena tadi.Generalisasi hanya akan
memiliki makna yang penting kalau kesimpilan yang diturunkan dari sejumlah
fenomena tadi bukan saja mencakup semua fenomena itu,tetapi juga harus berlaku
pada fenomena fenomena lain yang sejenis yang belum diselidiki.
Contoh :
Buah kelapa dapat dijadikan sebagai bahan makanan dan
minuman yang segar. Takhan ya buahnya, kayu pohon kelapa dapat dimanfaatkan sebagai
bahan bangunan. Sedangkan pelapahnya dapat dijadikan sapa uijuk. Bahkan akarnya
pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar. Oleh karena itu pohon kelapa sangat bermanfaat
bagi kehidupan manusia
·
Hipotesisdanteori
Hipotese merupakan suatu dugaan yang bersifat sementara mengenai sebab
sebab atau relasi antara fenomena fenomena,sedangkan teori merupakan hipotese
yang telah diuji dan yang dapat diterapkan pada fenomena fenomena yang relevan
atau sejenis.
·
Analogi
Analogi adalah suatu proses penalaran yang bertolak dari
dua peristiwa khusus yang mirip satu sama lain,kemudian menyimpulkan bahwa apa
yang berlaku untuk suatu hal akan berlaku pula untuk hal yang lain.
Contoh :
Nina adalah tamatan Fakultas Ekonomi Universitas Omega.Ia
telah memberikan prestasi yang luar biasa pada perusahaan Omikron,tempat ia
bekerja.Ia telah mengajukan banyak usul mengenai cara pemecahan atas kesulitan
kesulitan yang dihadapi perusahaannya.Pada waktu penerimaan pegawai pegawai
baru,Direktur Perusahaan langsung menerima Tomi,karena Tomi adalah seorang
alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Omega,sepertihalnya nina.Semua pelamar
pelamar lain diabaikan begitu saja.Menurut logika direktur,pasti ia memiliki
juga kecerdasan dan kualias yang sama atau sekurang kurangnya sama dengan Nina.
·
Hubungan kausal
-
Se
bab Akibat
Hubungan sebab akibat mula mula bertolak dari suatu
peristiwa yang dianggap sebagai sebab yang diketahui,kemudian bergerak maju
menuju ke sebuah kesimpulan sebagai efek atau akibat yang terdekat.
Contoh :
Saat ini banyak hutan yang telah beralih fungsi menjadi
tempat permukiman. Mereka memaksa semua binatang yang ada di dalamnya untuk pergi
dari rumah mereka. Takhan yaitu, perburuan yang massif pun sering terjadi. Para
pemburu dengan seenaknya membunuh binatang – binatang yang ada. Akibatnya, binatang
– binatang sekarang berada di ambang kepunahan.
-
Akibat ke Sebab
Merupakan proses berpikir yang induktif juga dengan
bertolak dari suatu peristiwa yang dianggap sebagai akibat yang
diketahui,kemudian bergerak menuju sebab sebab yang mungkin elah menimbulkan
akibat tadi.
Contoh :
Cuaca saat ini menjadi semakin panas. Bahkan kita tidak
bisa lagi memprediksi datangnya musim karena sudah tidak pasti lagi kapan datangnya.
Cuaca yang sangat panas ini diikuti oleh melelehnya gunung – gunung es yang ada
di kutub utara sehingga menaikan volume permukaan air laut. Hal ini sungguh sangat
berbahaya bagi kelangsungan hidup manusia. Tetapi bagian ironisnya adalah bahaya
– bahaya tersebut, disebabkan oleh perilaku manusia sendiri yang memicu terjadinya
global warming.
-
Akibat ke Akibat
Merupakan proses penalaran yang bertolak dari suatu
akibat menuju suatu akibat yang lain,tanpa menyebut atau mencari sebab umum
yang menimbulkan kedua akibat tadi.
Contoh :
Kerusuhan yang terjadi pada beberapa puluh tahun
yang lalu membuat uang sangat sulit di dapat. Banyak uang yang hilang terbakar maupun
rusak. Oleh karena itu, pemerintah kembali mencetak uang sebanyak-banyaknya untuk
mengganti uang-uang yang hilang tersebut. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh pemerintah
saat itu membuat uang yang beredar di masyarakat cukup banyak dan terjadilah
hyper inflasi. Akibatnya, uang menjadi tidak berharga dikarenakan peredarannya
yang sangat banyak dan juga terjadi krisis moneter.
·
Induksi dalam metode eksposisi
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan
yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian
dengan gaya penulisan yang singkat, akurat, dan padat.
Karangan ini beri si uraian atau penjelasan tentang suatu
topic dengan tujuan memberi informasi
atau pengetahuan tambahan bagi pembaca. Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi
dengan grafik, gambar atau statistik. Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan
hanya berisi uraian tentang langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim
disebut paparan proses.
Langkah menyusun eksposisi:
Langkah menyusun eksposisi:
• Menentukan topik/tema
• Menetapkan tujuan
• Mengumpulkan data dari berbagai sumber
• Menyusunkerangka karangan sesuai dengan topik yang dipilih
• Mengembangkan kerangka menjadi karangan eksposisi.
Contoh :
Ozone therapy adalah pengobatan suatu penyakit dengan
cara memasukkan oksigen ,urni dan ozon berenergi tinggi kedalam tubuh melalui darah.
Ozone therapy merupakan terapi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan, baik untuk
menyembuhkan penyakit yang kita derita maupun sebagai pencegah penyakit.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari hasil makalah tentang
penalaran dan jenis-jenisnya di atas, maka dapat disimpulkan bahwa banyak
sekali yang dapat kita pelajari dari penalaran tersebut. Bentuk pemikiran
manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi
tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama
dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan
dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga
dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan
hasil dari rangkaian pengertian.
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisas.
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Penalaran deduktif merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa umum yang kebenarannya telah diketahui, dan berakhir pada suatu kesimpulan baru yang bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori hipotesis, definisi operasional, instrumen dan operasionalisas.
Penalaran Induktif adalah Proses yang berpangkal dari peristiwa yang khusus yang dihasilkan berdasarkan hasil pengamatan empirik dan mengjasilkan suatu kesimpulan atau pengetahuan yang bersifat umum.
Saran
Dengan adanya makalah ini di
harapkan para pembaca lebih memahami pengertian proposisi dan bagian bagian
dari proposisi.
Daftar Pustaka
Keraf,
Gorys, “Narasi dan Argumentasi"